28 Februari 2010

Hari Raya Saraswati

Hari Saraswati yang jatuh pada hari Sabtu (Saniscara) Umanis wuku Watugunung, dirayakan sebagai hari pawedalan Hyang Aji Saraswati, hari turunnya ilmu pengetahuan suci. Perayaan ini dilaksanakan sebagai ungkapan puji syukur dan puja kepadanya-Nya atas diturunkannya ilmu pengetahuan suci bagi umat manusia; disamping memohon kelanggengan ilmu pengetahuan dan dapat berjaya di bidang Iptek. Pada malam harinya, dilaksanakan "sambang samadhi" dan pembacaan lontar, pustaka, kitab-kitab suci dengan harapan dapat menemukan Saraswati di dalam diri.

Dewi Saraswati adalah Shakti dari Dewa Brahma, patheon Hindu sebagai personifikasi Hyang Widdhi dalam penciptaan. Didalam Weda, Dewi Saraswati disebut sebagai Dewi Kebijaksanaan dan Dewi Sungai. Dalam Purana dan Itihasa-lah Dewi Saraswati disebut-sebut sebagai Shakti dari Brahma.

Kata Saraswati berasal dari urat kata Sanskerta 'sr', yang berarti mengalir. Dalam Rg Weda V.75.3. beliau disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna, Susoma dan lain lain. Dalam pengarcaan (ikonografi), beliau digambarkan sebagai seorang Dewi cantik berkulit putih bersih, dengan prilaku yang lemah lembut. Busana putih gemerlapan dikenakan-Nya, bersinggasanakan padma (teratai). Beliau juga digambarkan bertangan 4, yang masing-masing memegang Wina (kecapi), Aksamala (tasbih), Damaru (kendang kecil), dan Pustaka suci.

Angsa (Hamsa) dan Merak seringkali menjadi wahana dan atribut simbolis dalam pengarcaan. Ia merupakan motif yang amat populer dalam tradisi simbolis Hindu. Ia dapat dilihat sebagai ragam hias, penghias lampu-lampu minyak yang digunakan di pura-pura, mandir-mandir dan di rumah-rumah penduduk India. Angsa, juga mempunyai keterkaitan yang khusus dengan filsafat Advaita, yang dicetuskan oleh Sri Sankaracarya. Para Guru Agung dalam tradisi Advaita juga disebut dengan Paramahamsa, para Angsa nan Agung.

Seperti juga angsa-angsa yang berenang seharian di telaga tanpa membasahi bulu-bulunya, demikian pula para Advaita-Vaidantin, diharapkan hidup biasa-biasa saja di dunia ini, namun tak terombang-ambing oleh pasang-surut duniawi. Ia juga melambangkan penguasaan Viveka yang baik serta Vairagya yang sempurna, angsa dapat memilih dan memilah serta menyarikan susu dari lumpur. Ini adalah substansi yang amat esensial bagi seorang Advaitin, oleh karenanya pula ia melambangkan 'Jivanmukti', beliau yang telah mencapai 'Kebabasan Mutlak' sementara masih dalam jasad manusia. Demikianlah Angsa, meyimbulkan kebijaksanaan dan pengetahuan suci, sedang merak melambangkan keindahan dan keangunan dari pengetahuan itu sendiri.

Sarasvati juga disebut dengan 'Sarada' (yang menganugrahkan sari kehidupan), 'Wagisari' (dewi kebijaksanaan dan wacana), 'Bharati' (kebudayaan luhur atau pelaksana tapa-brata yang sempurna) disamping 'Brahmi' (Shakti Brahma) dan Savitri serta sebutan lainnya.

Sebagai Dewi Wagisari, pada suatu ketika, beliau ditugaskan untuk mengalihkan permohonan Kumbhakarna - raksasa pertapa adik Rahwana - oleh sidang para dewa. Permohonan Kumbhakarna terlampau berat dan berlebihan bila dipenuhi, bagi 'soroh' Raksasa; pemenuhan itu dinyana dapat merusak konstelasi dan kedamaian semesta. Oleh karenanyalah Dewi Wagisari ditugaskan untuk mengalihkan permohonannya, melalui menempati lidah Kumbhakarna, ketika permohonannya disampaikan.
Menyimpang dari maksudnya semula, ketika saatnya ia menyampaikan permohonan kepada Brahma atas tapanya yang teguh, ia memohon: "Anugrahi hamba agar dapat tidur terus menerus selama bertahun-tahun". Demikian dikisahkan dalam Ramayana, terkait dengan keberadaan Saraswati sebagai Dewi Kebijaksanaan dan juga Dewi Wacana.

Tanpa pengendalian yang baik atas tutur-kata kita, oleh Kebijaksanaan dan Kemurnian Nurani, apa yang kita ucapkan dapat berubah dari maksud semula. Tak jarang salah dalam bertutur kata dapat berbuah dendam, permusuhan bahkan malapetaka bagi kita. Sebaliknya, Savitri (juga nama lain dari Saraswati), titisan Saraswati sebagai seorang putri raja yang suaminya dalam keadaan sekarat menjelang ajal, berhasil meluluhkan hati Dewa Yama melalui wacana-wacana berpengetahuannya. Yama-pun tak punya pilihan lain kecuali mengabulkan segala permohonan Savitri.

Akhirnya, Setiavan - sang suami yang putra raja - itupun hidup kembali; mewarisi singgasana sebagai penerus dinasti orang tuanya lengkap dengan 100 orang putra, mertua Savitri memperoleh kembali kerajaannya yang hilang dan sembuh dari kebutaan yang dideritanya, dan orang tua Savitri-pun dianugrahi 100 orang putra guna meneruskan dinastinya. Itu dituturkan dengan cantiknya dalam Pativrata-Mahakamya Parva, salah-satu subparva dalam Vana Parva.

Banyu Pinaruh, Sublimasi Pengetahuan Suci.

Saraswati juga dimaknai dengan mengupayakan secara mandiri (swa) kesucian hati, melalui "Sambang-Samadhi" serta mempelajari (membaca dan melagukan) dan merenungkan ajaran-ajaran dalam pustaka-pustaka suci semalam suntuk.

'Sambang Samadhi', diduga merupakan pergeseran pelafalan dari 'Samma/Samya Samadhi', yang berarti 'melaksanakan tapa-brata-yoga-semadi dengan baik dan benar'. Membaca pustaka suci semalam suntuk, lebih menyimbolkan mengamati (membaca) dengan cermat gerak hati sendiri (swa-hati), guna pensuciaannya serta penyelarasan antara pikiran dan ucapan. Upaya pensucian ini, lebih dipastikan dengan datangnya "Banyu Pinaruh" pada ke-esokan harinya.

Saraswati dan Banyu Pinaruh ibarat paket yang tak terpisahkan. Banyu, air, toya, tirta merupakan air suci yang merupakan intisari 'pinaruh', 'pinaweruh' atau pengetahuan batiniah. Dengan melaksanakan pensucian batin semalam suntuk melalu Samya Samadhi, serta disucikan dengan intisari pengetahuan suci (banyu pinaweruh), diharapkan tumbuh dan berkembangnya kebijaksanaan kita.

Jadi, dari rangkaian hari-hari Saraswati dan Banyupinaruh, diharapkan suatu pemaknaan serta disikapi dengan 'melaksanakan tapa-brata-yoga-semadi dengan baik dan benar, guna mensucikan dan menselaraskan pikiran, ucapan dan perbuatan. Sadhana inilah yang memungkinkan saripati pengetahuan (Jñana) tersublimasi menjadi Kebijaksanaan (Prajña).'

Selamat Hari Raya Saraswati
Semoga Cahaya Suci-Nya senantiasa menyinari dan menerangi hati kita semua.
Sumber: http://www.iloveblue.com, Wikipedia Indonesia & www.babadbali.com

22 Februari 2010




21 Februari 2010

Ujian Kenaikan Tingkat

Minggu, 14 Februari 2010 yang lalu Lemkari Gianyar telah menyelenggarakan perhelatan besar, yaitu Pelaksanaan Ujian Kenaikan Tingkat di GOR Rai Sandhi, Batubulan, Kab. Gianyar, Bali. Ujian dilaksanakan sejak pukul 09.00 sd. 14.00 WITA, diikuti oleh seluruh Dojo se Kab. Gianyar. berikut 'Cergam' (Cerita Bergambar, red) nya:

06 Februari 2010

HENDARDJI SOEPANDJI KETUA UMUM PB. FORKI 2010-2014

Mayor Jenderal TNI Hendardji Soepandji, SH, akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB. Forki) Periode 2010 – 2014, Kongres Forki XIII/2010 yang berlangsung di Jakarta 16 – 17 Januari 2010. Dalam Kongres Forki tersebut, Hendardji mengalahkan dua calon Ketua Umum lainnya, Oesman Sapta dan Rahmat Gobel. Sidang Pleno IV Kongres Forki XIII Pemilihan Ketua Umum PB. Forki yang dipimpin Yorrys Th. Raweyai (Ketua/Inkado), Mussakir (Sekretaris/Pengprov. Forki Sulsel), Tjepi Aloewie (Anggota./Gojukai), Hermawan Sulistyo (Angota/Inkai), dan Leonardy Harmainy (Anggota/Pengprov. Forki Sumbar). Proses pemilihan memperebutkan total 111 suara dari 30 Pengurus Provinsi (Pengprov) Forki, dan 24 Perguruan anggota Forki yang hadir. Hendarji terpilih melalui pemungutan suara yang berlangsung dua putaran. Pada putaran pertama, Hendardji mendapat 45 Suara, Rahmat Gobel 40 suara, dan Oesman Sapta 24 suara.

Hasil pemungutan suara tahap pertama yang tidak mencapai 50% plus satu sesuai dengan aturan yang telah disepaki bersama dalam Kongres Forki XIII. Calon Ketua Umum Oesman Sapta yang kalah suara, tidak tidak bisa ikut putaran kedua. Putaran kedua pemungutan suara, Hendardji makin tak terbendung dengan meraih suara 59, sedangkan rahmat Gobel mendapat 52 suara.

Ketua Umum PB. Forki Hendardji Soepanji, dalam sambutannya saat menutup Kongres Forki XIII/2010 mengatakan, Langkah awal bersama anggota formatur yang terdri dari 2 Perguruan anggota Forki, dua wakil dari Pengprov. Forki, masing-masing: mewakili Peruguruan KKI dan Inkanas, sedangkan yang mewakili Pengprov. Pengprov. Forki Sumut dan Sulsel. Untuk segera menyusun kepengurusan Forki, kepada perguruan anggota Forki diberi waktu sepuluh hari untuk mengusulkan nama-nama calon Pengurus Besar Forki.

“Mudah-mudahan kepengurusan PB Forki 2010-2014 bisa segera terbentuk agar bisa bekerja”. Tegas Hendardji.

Lebih lanjut dikatakan Ketua Umum PB. Forki, mengaku sulit untuk bisa mengakomodasi semua perguruan Karate untuk duduk dalam kepengurusan, karena jumlah dan posisi di kepengurusan yang tidak seimbang. “Meski demikian, akan meminta saran kepada semua perguruan dan tim formatur, untuk membentuk kepengurusan yang solid. Azas proposionalitas akan saya susun dalam kepengurusan nantinya,” Unkap Hendardji.

Menjawab pertanyaan wartawan, Hendardji mengatakan, Tugas awal PB. Forki akan melaksanakan Kejurnas Karate Piala Kasad X/2010 di Surabaya, 26-28 Maret 2010, yang akan diawali dengan Seminar Perwasitan Nasional, sebagai pembicara Ketua Dewan wasit WKF Tommy Morrys.

Hasil Kejurnas Piala Kasad X/2010 ini merupakan penyaringan atlet yang akan dipilih untuk Pelatnas Asian Games 2010 di Guangzhou, China Nopember akan datang, segera menjalani Perlatnas mulai April 2010.

Hendardji menambahkan, disamping Pelatnas Asian Games 2010 dan Seminar Perwasitan, PB Forki akan melaksanakan pelatihan Pelatih yang akan disinergikan dengan pelatihan Wasit/Juri di semua daerah, yang akan dibagi dalam tiga wilayah