PERGURUAN Lembaga
Karate-Do Indonesia (Lemkari) memang cukup disegani. Dari banyaknya
perguruan beladiri sejenis yang menganut full body contact, Lemkari
masih tetap konsisten hadir di tengah masyarakat sesuai semboyan-nya
‘Memutuskan siapa yang menang dan siapa yang kalah bukanlah akhir dari
Karate-Do, karena Karate-Do adalah seni untuk membentuk kepribadian
mengatasi tantangan’.
Semboyan Lemkari itu selalu dipegang teguh bagi segenap karateka
yang berlatih di perguruan ini. Selain mengejar prestasi, Lemkari yang
memiliki historis panjang juga tidak luput membina manusia Indonesia
yang seutuhnya, khususnya pada remaja dan generasi muda melalui sarana
olahraga Karate.
“Dari awal visi dan misi Lemkari memang seperti itu, antara
beladiri dan prestasi maka keduanya harus sejalan demi membentuk
kepribadian yang teguh mengatasi segala tantangan,” ungkap Ketua Umum
Perguruan Lemkari Medan, Hasrul Benny Harahap saat ditemui di
sekretariatnya Jalan Sei Galang No 5 Medan, beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, Perguruan Lemkari di Sumut yang dipimpin H Abdillah
SE, AK, MBA memang tidak lepas dari mendidik dan melatih generasi muda
Indonesia agar memiliki kepribadian luhur, berprestasi tinggi, sopan
santun dan sanggup menguasai diri.
Akan tetapi, khususnya di Medan sisi melatih generasi muda sehingga
memiliki kepribadian tadi telah menjadikan perguruan ini kurang
menonjol dalam hal prestasi, dibanding perguruan sejenis lainnya di
sini. Namun demikian pembinaan di perguruan Lemkari Medan tetap
berjalan intens.
Perlahan tapi pasti, Lemkari Medan di bawah kepengurusan Hasrul
Benny Harahap yang memimpin sejak 2010 lalu mulai kembali bangkit dan
berkembang pesat untuk menjadi salah satu penyumbang atlet berprestasi
bagi Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Sumut.
“Niatnya dari awal ada perubahan dan secara perlahan kita mulai
merangkak kembali dalam pencapaian prestasi, Alhamdulillah grafiknya
signifikan,” kata pemegang sabuk DAN II Kehormatan ini.
Hasrul Benny Harahap merupakan mantan atlet Lemkari berprestasi.
dirinya tak menyangkal adanya penurunan prestasi dari perguruannya. Akan
tetapi hal tersebut menurutnya berawal dari sebuah proses panjang
sejarah Lemkari.
Sebab diketahui, pelatih maupun karateka-karateka hebat hasil
binaan perguruan Lemkari memilih hengkang ke Inkanas, yang kini disebut
menjadi salah satu penyuplai atlet karate terbanyak ke Forki Sumut.
“Kalau mau bicara prestasi ya Lemkari, karena sebenarnya atlet
Inkanas itu adalah karateka-kateraka Lemkari, itu fakta,” tandasnya.
Namun pihaknya tidak ingin mempersoalkan hal tersebut. Sebab
katanya, antara perguruan Lemkari dan Inkanas bukanlah sebuah persaingan
melainkan sebuah pembinaan bersama demi terus mengembangkan olahraga
karate kepada masyarakat.
“Tidak ada persaingan, malah orang-orang yang disana cukup kita
kenal dan sudah menjadi keluarga. Intinya semua adalah kami ingin
memasyarakatkan olahraga (karate) ini,” tandasnya.
Untuk itu, ke depannya Hasrul
hanya ingin fokus mengembangkan perguruan-perguruan Lemkari di Kota
Medan. Sebab, mengembangkan perguruan terutama untuk membentuk seorang
karateka menjadi atlet berprestasi bukanlah perkara mudah. Perlu
kesabaran dan biaya untuk pembinaan panjang sehingga dapat terlahir
seorang atlet karateka berprestasi.
“Untuk mengorbitkan seorang
atlet karateka itu cukup rumit, memerlukan waktu dan perhatian lebih.
Makanya Lemkari Medan lebih mengedepankan pembinaan yang terarah dan
berkelanjutan serta dedikasi dari semua pelatih dan perhatian pengurus
untuk perkembangan prestasi para atletnya,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar