24 Mei 2013

Perguruan Lemkari Medan Klaim Tetap Eksis

PERGURUAN Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari) memang cukup disegani. Dari banyaknya perguruan beladiri sejenis yang menganut full body contact, Lemkari masih tetap konsisten hadir di tengah masyarakat sesuai semboyan-nya ‘Memutuskan siapa yang menang dan siapa yang kalah bukanlah akhir dari Karate-Do, karena Karate-Do adalah seni untuk membentuk kepribadian mengatasi tantangan’.
Semboyan Lemkari itu selalu dipegang teguh bagi segenap karateka yang berlatih di perguruan ini. Selain mengejar prestasi, Lemkari yang memiliki historis panjang juga tidak luput membina manusia Indonesia yang seutuhnya, khususnya pada remaja dan generasi muda melalui sarana olahraga Karate.
“Dari awal visi dan misi Lemkari memang seperti itu, antara beladiri dan prestasi maka keduanya harus sejalan demi membentuk kepribadian yang teguh mengatasi segala tantangan,” ungkap Ketua Umum Perguruan Lemkari Medan, Hasrul Benny Harahap saat ditemui di sekretariatnya Jalan Sei Galang No 5 Medan, beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, Perguruan Lemkari di Sumut yang dipimpin H Abdillah SE, AK, MBA memang tidak lepas dari mendidik dan melatih generasi muda Indonesia agar memiliki kepribadian luhur, berprestasi tinggi, sopan santun dan sanggup menguasai diri.
Akan tetapi, khususnya di Medan sisi melatih generasi muda sehingga memiliki kepribadian tadi telah menjadikan perguruan ini kurang menonjol dalam hal prestasi, dibanding perguruan sejenis lainnya di sini.  Namun demikian pembinaan di perguruan Lemkari Medan tetap berjalan intens.
Perlahan tapi pasti, Lemkari Medan di bawah kepengurusan Hasrul Benny Harahap yang memimpin sejak 2010 lalu mulai kembali bangkit dan berkembang pesat untuk menjadi salah satu penyumbang atlet berprestasi bagi Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Sumut.
“Niatnya dari awal ada perubahan dan secara perlahan kita mulai merangkak kembali dalam pencapaian prestasi, Alhamdulillah grafiknya signifikan,” kata pemegang sabuk DAN II Kehormatan ini.
Hasrul Benny Harahap merupakan mantan atlet Lemkari berprestasi. dirinya tak menyangkal adanya penurunan prestasi dari perguruannya. Akan tetapi hal tersebut menurutnya berawal dari sebuah proses panjang sejarah Lemkari.
Sebab diketahui, pelatih maupun karateka-karateka hebat hasil binaan perguruan Lemkari memilih hengkang ke Inkanas, yang kini disebut menjadi salah satu penyuplai atlet karate terbanyak ke Forki Sumut.
“Kalau mau bicara prestasi ya Lemkari, karena sebenarnya atlet Inkanas itu adalah karateka-kateraka Lemkari, itu fakta,” tandasnya.
Namun pihaknya tidak ingin mempersoalkan hal tersebut. Sebab katanya, antara perguruan Lemkari dan Inkanas bukanlah sebuah persaingan melainkan sebuah pembinaan bersama demi terus mengembangkan olahraga karate kepada masyarakat.
“Tidak ada persaingan, malah orang-orang yang disana cukup kita kenal dan sudah menjadi keluarga. Intinya semua adalah kami ingin memasyarakatkan olahraga (karate) ini,” tandasnya.
Untuk itu, ke depannya Hasrul hanya ingin fokus mengembangkan perguruan-perguruan Lemkari di Kota Medan. Sebab, mengembangkan perguruan terutama untuk membentuk seorang karateka menjadi atlet berprestasi bukanlah perkara mudah. Perlu kesabaran dan biaya untuk pembinaan panjang sehingga dapat terlahir seorang atlet karateka berprestasi.
“Untuk mengorbitkan seorang atlet karateka itu cukup rumit, memerlukan waktu dan perhatian lebih. Makanya Lemkari Medan lebih mengedepankan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan serta dedikasi dari semua pelatih dan perhatian pengurus untuk perkembangan prestasi para atletnya,” pungkasnya.

0 komentar: